Satelit pengamat Bumi atau Satelit observasi Bumi atau Satelit Observasi adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dari orbit, mirip dengan satelit mata-mata tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengawasan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dll. Banyak jenis observasi dapat dibuat dari satelit, termasuk pengintai militer, pemetaan medan, fotografi astronomi, inspeksi internasional, pengamatan awan, dan fotografi Bumi-berguna dalam ilmu bumi. Pengamatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, menggunakan sensor yang beroperasi di bagian yang berbeda dari spektrum elektromagnetik. Sensor pertama kali digunakan oleh manusia adalah mata telanjang. Berikutnya datang fotografi dengan kemampuannya untuk merekam dalam jumlah besar bentuk permanen dari informasi rinci. Kemudian disusul pengembangan radar pengintai, intersepsi elektronik, dan pengintaian inframerah. Kebanyakan satelit observasi bumi membawa instrumen yang harus dioperasikan pada ketinggian yang relatif rendah. Ketinggian di bawah 500-600 kilometer yang pada umumnya dihindari, meskipun, karena gaya tarik air-drag udara yang signifikan pada ketinggian rendah sehingga sering membuat maneuvres seperti orbit reboost jadi diperlukan. Satelit pengamat Bumi ERS-1, ERS-ii dan Envisat dari European Space Bureau serta wahana antariksa MetOp dari EUMETSAT semua dioperasikan pada ketinggian sekitar 800 km. Proba ane, Proba-two dan wahana antariksa SMOS Badan Antariksa Eropa mengamati bumi dari ketinggian sekitar 700 km. Untuk mendapatkan hampir cakupan global dengan orbit rendah satelit itu harus ditempatkan pada orbit polar atau mendekati. Sebuah orbit rendah akan memiliki periode orbit sekitar 100 menit dan bumi akan berputar di sekitar sumbu polar dengan sekitar 25 deg antara orbit secara berturut-turut, dengan hasil bahwa jalur darat yang bergeser ke arah barat dengan 25 deg di bujur. Kebanyakan berada di orbit matahari-sinkron. Instrumen wahana antariksa yang membawa yang ketinggian 36000 km kadang-kadang cocok menggunakan orbit geostasioner. Orbit memungkinkan cakupan lebih dari 1/3 dari bumi. Tiga wahana antariksa geostasioner pada garis bujur dipisahkan dengan 120 deg dapat menutupi seluruh bumi kecuali daerah kutub ekstrem. Jenis orbit terutama digunakan untuk satelit meteorologi. Cuaca [sunting sunting sumber] Sebuah satelit cuaca adalah jenis satelit yang terutama digunakan untuk memantau cuaca dan iklim bumi. Satelit ini merupakan satelit meteorologi, yang bagaimanapun, dapat melihat lebih dari awan dan sistem cuaca. Lampu-lampu kota, kejadian kebakaran, efek dari polusi, aurora, pasir dan badai debu, salju, pemetaan es, batas-batas arus laut, aliran energi, dll, jenis lain dari informasi lingkungan dikumpulkan dengan menggunakan satelit cuaca. Citra satelit cuaca membantu dalam memantau awan abu vulkanik dari Gunung St Helens dan aktivitas dari gunung berapi lainnya seperti Gunung Etna. Asap dari kebakaran di Amerika Serikat bagian barat seperti Colorado dan Utah juga telah dimonitor. El Niño Southern Oscillation dan dampaknya pada cuaca dipantau setiap hari dari citra satelit. Lubang ozon Antartika dipetakan dari data satelit cuaca. Secara kolektif, satelit cuaca diterbangkan oleh AS, Eropa, India, Cina, Rusia, dan Jepang memberikan pengamatan hampir terus menerus untuk memonitor cuaca global, yang digunakan melalui cahaya tampak dan sinar inframerah dari spektrum elektromagnetik. Pemantauan lingkungan [sunting sunting sumber] Satelit lingkungan lainnya dapat membantu pemantauan lingkungan dengan mendeteksi perubahan vegetasi bumi, kandungan gas jejak atmosfer, laut wilayah suatu negara, warna laut, dan wilayah es. Dengan memonitor perubahan vegetasi dari waktu ke waktu, kekeringan dapat dipantau dengan membandingkan vegetasi suatu negara saat ini untuk waktu rata-rata jangka panjang. Sebagai contoh, tumpahan minyak 2002 di lepas pantai barat laut Spanyol diawasi dengan cermat oleh ENVISAT Eropa, yang meskipun bukan satelit cuaca, instrumen ASAR yang dapat melihat perubahan di permukaan laut. Emisi antropogenik dapat dipantau dengan mengevaluasi data NO2 dan SO2 di troposfer. Jenis satelit hampir selalu ditempatkan di Sun sinkron dan merupakan suatu orbit “beku”. Orbit sinkron matahari secara umum cukup dekat dengan kutub untuk mendapatkan cakupan global yang diinginkan sedangkan geometri relatif konstan dengan Matahari bagi sebagian besar dan merupakan keuntungan bagi instrumen. Orbit “beku” dipilih karena ini adalah yang paling dekat dengan orbit lingkaran yang mungkin dalam medan gravitasi Bumi Pemetaan Indra jauh [sunting sunting sumber] Penginderaan jauh adalah ilmu untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji Lillesand dan Kiefer, 1997. Karakteristik dari objek dapat ditentukan berdasarkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek tersebut dan terekam oleh sensor. Hal ini berarti, masing-masing objek mempunyai karakteristik pantulan atau pancaran elektromagnetik yang unik dan berbeda pada lingkungan yang berbeda Murai, 1996. Sistem penginderaan jauh pasif foto udara dan citra aster, yaitu sistem penginderaan jauh yang energinya dari matahari. Panjang gelombang yang digunakan oleh sistem pasif, tidak memiliki kemampuan menembus atmosfer yang dilaluinya, sehingga atmosfer ini dapat menyerab absorp dan menghamburkan scatter energi pantulan reflektan objek yang akan diterima oleh sensor Lillesand dan Kiefer, 1997. Faktor inilah yang menyebabkan nilai reflektan objek yang diterima sensor tidak sesuai dengan nilai reflektan objek yang sebenarnya di bumi. Secara umum, konsep perekaman objek permukaan bumi pada sistem penginderaan jauh pasif . Sumber Tenaga [sunting sunting sumber] Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain Waktu penyinaran. Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus siang hari lebih besar daripada saat posisi miring sore hari. Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna objek tersebut. Bentuk permukaan bumi. Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas. Keadaan cuaca. Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat. Berbagai macam citra satelit [sunting sunting sumber] Saat ini banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit seperti landsat 1-seven, NOAA, baskara, SPOT, Envisat, Ikonos, Quickbird, dan lain-lain mempunyai karakteristik dan tujuan masing-masing. Citra merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai ketampakan objek di berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan Misinya Setelit Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya alam. Citra Satelit Cuaca terdiri dari TIROS-one, ATS-one, GOES, NOAA AVHRR, MODIS, DMSP. Citra satelit sumberdaya alam terdiri dari Resolusi Rendah yaitu, SPOT, LANDSAT, ASTER. Citra Resolusi Tinggi yaitu, IKONOS, QUICKBIRD. Satelit Landsat country satelite Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,ii derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185 km 10 185 km. Satelit SPOT systeme pour I’observation de la terre Merupakan satelit milik Prancis yang mengusung pengindera HRV SPOT1,2,3,4 dan HRG SPOT5. Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi eighty derajat. satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR haute resolution visibel infrared. Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai 7 bidang liputan. Satelit ASTER advanced spaceborne emission and reflecton radiometer Satelit yang dikembangkan negara jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,two derajat. Satelit QUICKBIRD Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450 km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california AS. Quickbird memiliki empat saluran band. Satelit IKONOS Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4m. Ketinggian orbitnya 681 resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detail misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional. Satelit ALOS Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS Advaced Land Observing Satellite pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang busa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam dan survey sumberdaya alam. Satelit GeoEye GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Bureau NGA yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Strength Base, California, As. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini. Satelit WorldView Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu one thousand – m untuk citra pankromatik dan 1000 untuk citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 ring, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup. Satelit NOAA National Oceanic and Atmospheric Assistants Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanic and Atmospheric Administration” NOAA Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS Television and Infra Cerise Observation Sattelite, tahun 1960-1965 dan seri IOS Infra Cerise Observation Sattelite, tahun 1970-1976. Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833–870 km, inklinasi sekitar 98,seven ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam sehari semalam. Seri NOAA ini dilengkapi dengan six enam sensor utama, yaitu AVHRR Advanced Very High Resolution Radiometer, TOVS Tiros Operational Vertical Sonde, HIRS High Resolution Infrared Sounder bagian dari TOVS, DCS Data Collection System, SEM Space Environment Monitor, SARSAT Search And Rescue Sattelite System. Deskripsi [sunting sunting sumber] Satelit observasi bumi digunakan untuk mengamati permukaan bumi, permukaan laut, arus laut, awan, dll, dari ruang angkasa. Instrumen observasi dipasang pada satelit untuk tujuan penginderaan jauh. Ada waktu pengembangan yang relatif singkat untuk misi durasi jangka panjang. Setelah diluncurkan, ia memiliki keuntungan untuk dapat mengamati wilayah yang luas. Operasi instrumen dapat dengan mudah dilakukan dari konsol stasiun kontrol darat. Masalah dengan penginderaan jauh berbasis satelit adalah sebagai berikut waktu pengembangan yang panjang dari perencanaan operasi yang sebenarnya, investasi awal yang signifikan, risiko kegagalan peluncuran dan ketidakmampuan untuk memperbaiki satelit di ruang angkasa. Subsistem dari Earth Observation Satelit [sunting sunting sumber] Sebuah satelit observasi bumi yang khas terdiri dari subsistem berikut. Pengamatan Instrumen Sebuah instrumen pengamatan adalah elemen kunci dari satelit observasi bumi. Ini memperoleh dan mengirimkan data observasi bumi ke unit data rekaman dan unit telemetri. Perintah Subsystem Sebuah subsistem perintah mengirimkan perintah ke seluruh unit pada satelit. Telemetri Subsystem Sebuah subsistem telemetri mentransmisikan data observasi dan data status unit onboard untuk darat. Data Storage Subsistem Sebuah subsistem penyimpanan information sementara menyimpan data gambar dan information rumah tangga dari subsistem onboard. Navigasi Subsystem Sebuah sistem navigasi menghasilkan informasi yang diperlukan untuk penentuan posisi satelit. Sikap Kontrol Subsystem Subsistem kontrol sikap menghasilkan informasi yang diperlukan untuk penentuan orientasi satelit terhadap bumi. Propulsion Subsystem Sebuah subsistem propulsi menghasilkan daya dorong yang diperlukan untuk memperbaiki orbit dan sikap satelit. Daya Subsystem Sebuah subsistem listrik menghasilkan dan mendistribusikan daya power tenaga listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan satelit. Thermal Kontrol Subsystem Sebuah subsistem kontrol termal mempertahankan suhu unit terintegrasi dalam rentang tertentu untuk menjamin operasi yang tepat dan umur usia hidup yang diharapkan. Pengolahan Subsystem Ini mengontrol seluruh operasi satelit. Perintah untuk satelit observasi Bumi Command Processing [sunting sunting sumber] Berbagai perintah dikirim ke subsistem satelit untuk tujuan observasi dan rumah tangga, untuk menentukan waktu dan lokasi untuk pengamatan dan untuk mempertahankan satelit dalam keadaan sehat. Ada tiga jenis perintah perintah uplinked dari stasiun tanah, perintah disimpan dalam satelit dan dieksekusi pada waktu diprogram, dan perintah mandiri dieksekusi dalam kondisi satelit yang telah ditetapkan. Prototype Information Transmission to the Footing TLM telemetry [sunting sunting sumber] Gambar dan information yang dihasilkan oleh rumah tangga instrumen dari satelit observasi bumi yang ditransmisikan dari satelit ke stasiun bumi dalam bentuk sinyal digital. Ada dua mode yang berbeda modus realtime mentransmisikan data ke darat karena mereka sedang dihasilkan, dan modus non-realtime yang menyimpan information dalam perekam information dan mengirimkan ke tanah ketika satelit datang dalam lingkup stasiun tanah. Kisaran di mana satelit dan stasiun bumi dapat berkomunikasi adalah terbatas. Information yang dikumpulkan di luar kisaran tersebut akan dikirim ke tanah ketika satelit berada dalam jangkauan, di mana ia dapat berkomunikasi dengan darat. Orbit Satelit Observasi [sunting sunting sumber] Satelit dikirim ke ruang angkasa oleh roket atau pesawat luar angkasa dan ditempatkan di rute penerbangan yang disebut “orbit”. Secara umum, orbit satelit merupakan orbit elips, yang dimiliki bumi sebagai salah satu titik fokus nya. Sebuah orbit lingkaran, yang merupakan kasus khusus dari orbit elips, biasanya digunakan untuk satelit observasi bumi. Dalam hal ini, orbit ditentukan oleh enam parameter orbital ketinggian dari tanah ketinggian, sudut bidang orbit terhadap ekuator kemiringan, waktu di mana orbit melintasi khatulistiwa dari selatan ke utara ascending simpul dan sebagainya. Meskipun jumlah tak terbatas orbit teoretis ada, orbit geostasioner, orbit polar, dan orbit matahari-sinkron yang merupakan tiga jenis utama dari orbit paling sering digunakan untuk misi pengamatan bumi. Pemilihan orbit mempengaruhi daerah observasi, siklus, dan resolusi spasial dari satelit observasi bumi. Lintang maksimum daerah pengamatan ditentukan oleh kemiringan orbit. Siklus ditentukan oleh ketinggian orbit. Resolusi spasial menurun dengan meningkatnya ketinggian orbit satelit karena itu jauh dari target pengamatan di bumi. Orbit Transisi dari Launch peluncuran ke Orbit geostasioner [sunting sunting sumber] Sebuah satelit yang diluncurkan dari darat perjalanan pertama di orbit elips disebut orbit transfer. Pada langkah berikutnya, mesin pendorong puncaknya dipasang di satelit dinyalakan di apogee titik yang terjauh dari bumi, dan satelit bergerak ke orbit setengah lingkaran disebut orbit migrate, jari-jari yang merupakan jarak antara apogee dan pusat bumi. Setelah ditempatkan ke dalam orbit drift, satelit itu akan mencapai orbit melingkar akhir. Orbit geostasioner [sunting sunting sumber] Jika satelit berputar mengelilingi bumi dengan kecepatan yang sama seperti bumi berputar yaitu periode orbit 24 jam, satelit dapat selalu dilihat di tempat yang sama dari tanah. Hal ini berguna untuk observasi konstan untuk satu tempat di bumi. Satelit cuaca “Himawari” adalah satelit jenis ini. Dalam hal ini, ketinggian orbit geostasioner sekitar Km dan kecenderungan adalah 0 derajat sejajar dengan khatulistiwa. Orbit Polar Hubungan dengan Ascertainment Surface area [sunting sunting sumber] Sebuah satelit di orbit kutub melewati tepat di atas Kutub Utara dan Kutub Selatan, dan kemiringan adalah ninety derajat. Jika kecenderungan orbit adalah ten derajat, orbit diproyeksikan ke tanah dalam lintang +/- ten derajat. Hal ini penting untuk memahami hubungan antara daerah observasi dan kecenderungan orbital. Hanya wilayah khatulistiwa dapat diamati ketika kecenderungan orbital adalah 0 derajat. Bidang belahan selatan dan utara antara khatulistiwa dan garis lintang 45 derajat dapat diamati ketika kecenderungan orbit 45 derajat. Akhirnya, seluruh permukaan bumi dapat diamati ketika kecenderungan orbit ninety derajat. Oleh karena itu, kecenderungan orbital perlu 90 derajat untuk mengamati permukaan bumi secara keseluruhan. Sebuah orbit sinkron matahari-adalah jenis orbit yang sudut bidang orbit terhadap matahari berubah. Jenis orbit sering digunakan untuk satelit observasi bumi sejak satelit muncul pada waktu setempat yang sama setiap hari pada setiap lokasi di tanah. Khas satelit observasi bumi seperti Landsat, Satellite Resources Bumi Jepang JERS dan SPOT semua bergulir di orbit matahari-sinkron. Ini bukan pertanyaan untuk satelit geosynchronous karena selalu mengamati tempat yang sama. Bila menggunakan orbit polar, sangat penting untuk perencanaan pengamatan untuk mempertimbangkan berapa hari yang dibutuhkan untuk kembali ke lokasi pengamatan yang sama. Ini adalah siklus kekambuhan. Siklus kekambuhan ditentukan oleh ketinggian orbit. Klasifikasi Satelit Observasi Bumi [sunting sunting sumber] Satelit observasi bumi diklasifikasikan oleh aplikasi, orbit, dan metode sikap-kontrol sebagai berikut Aplikasi Meteorological observation atmospheric observation Land observation Sea ascertainment Oceanic wind observation Orbits Geostationary orbits Polar orbits Attitude Control Methods Spin stabilized method Three-centrality stabilized method Kontrol Kendali Satelit observasi bumi [sunting sunting sumber] Kontrol Orbit Kendali Orbit adalah untuk memastikan bahwa satelit terbang dalam orbit yang ditunjuk. Kadang-kadang perlu untuk menyalakan pendorong untuk menjaga ketinggian orbit satelit ketika di orbit ketinggian rendah, atau secara bertahap akan jatuh ke orbit yang lebih rendah karena hambatan udara. Dalam kasus satelit geosynchronous, tidak akan jatuh karena hambatan udara. Namun, posisi satelit geostasioner akan berfluktuasi karena pengaruh non-keseragaman medan gravitasi bumi dan kekuatan gravitasi matahari dan bulan. Menyalakan pendorong kadang-kadang diperlukan untuk mengembalikan satelit kembali ke posisi dirancang. Kontrol sikap Kontrol sikap untuk satelit untuk mempertahankan sikapnya. Sikap satelit dihitung menggunakan data dari sensor bumi, sensor matahari atau bintang sensor. Pendorong dari sistem kontrol sikap yang diperlukan untuk penyalaan untuk mengembalikan satelit kembali ke posisinya yang dirancang ketika satelit telah melayang. Ini adalah fungsi penting dalam observasi bumi karena langsung mempengaruhi kualitas gambar. Menunjuk kontrol instrumen observasi Beberapa instrumen observasi bumi dapat mengubah arah pengamatan mereka, Dengan perintah yang dikirim dari bumi. Ini adalah fungsi penting dalam observasi bumi karena langsung mempengaruhi peluang observasional. Kontrol termal Suhu dikendalikan dalam rentang suhu yang dapat diterima untuk semua subsistem, termasuk instrumen pengamatan. Ada dua jenis kontrol termal control pasif yang tergantung pada bahan pasif atau perangkat seperti perawatan permukaan, pipa panas dan radiator; dan kontrol aktif yang tergantung pada perangkat aktif seperti pendingin dan pemanas. Ini mempengaruhi kinerja dan umur panjang dari instrumen pengamatan. Kontrol daya listrik Subsistem ini menghasilkan tenaga listrik diperlukan untuk subsistem terintegrasi termasuk instrumen observasi, mengkonversi ke dan memberikan tegangan yang tepat. Sementara itu biasanya menggunakan tenaga listrik yang dihasilkan oleh sel surya, itu juga menggunakan baterai ketika satelit tidak dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup selama gerhana di bayangan earth. In hal anomali saat berlebih, yang mungkin disebabkan oleh arus pendek, fungsi rubber-guard diaktifkan dan memisahkan sirkuit yang rusak dari sisa sirkuit untuk melindungi mereka. Perintah kontrol Perintah dikirim ke subsistem terintegrasi, termasuk instrumen pengamatan. Ada dua jenis perintah perintah disimpan yang disimpan sementara di komputer kendali satelit dan dilaksanakan pada waktu yang ditentukan, dan perintah realtime yang dieksekusi setelah diterima dari stasiun tanah. Kontrol Telemetri Subsistem ini mentransmisikan data rumah tangga dari subsistem terintegrasi termasuk instrumen observasi, information suhu di berbagai lokasi di satelit, information gambar, dan data lainnya ke darat. Kontrol komunikasi Kontrol komunikasi untuk penerimaan perintah dan transmisi telemetri antara darat dan satelit. Pencitraan radar [sunting sunting sumber] Radar tradisional mengirimkan pulsa arah energi elektromagnetik dan mendeteksi keberadaan, posisi dan gerak suatu objek seperti pesawat dengan menganalisis bagian dari energi yang dipantulkan dari objek kembali ke stasiun radar. Pencitraan radar mencoba untuk membentuk gambar objek juga, dengan pemetaan koefisien hamburan elektromagnetik ke bidang dua dimensi. Objek dengan koefisien yang lebih tinggi ditugaskan indeks reflektif optik yang lebih tinggi, menciptakan gambar optik. Pemetaan [sunting sunting sumber] Medan terrain dapat dipetakan dari ruang angkasa dengan menggunakan satelit, seperti RADARSAT-1 dan TerraSAR-Ten. Jenis jenis satelit observasi [sunting sunting sumber] SATELIT SUMBER DAYA ALAM Landsat State Resources Satelite, Us Luna, Rusia ERS World Resources Satelite, Uni Eropa SATELIT CUACA Tiros Thermal Infrared Obsevation Satelite, USA NOAA Tiros-N Advance Satelite, United states of america Skylab, United states of america Meteor, Rusia Meteosat, Uni Eropa GOES, USA Himawari, Jepang ATS, Jepang SATELIT OBSERVASI SAMUDERA Zeasat, MOS Marine Obsrvation Satelite, Jepang SPOT System Probotyre de Observation De la Terra, Prancis Marinesat, USA SATELIT TELEKOMUNIKASI Echo ane, USA Palapa A1, milik Republic of indonesia diorbitkan oleh Garuda one, milik Indonesia diorbitkan oleh Rusia Telkom one, milik Indonesia diorbitkan oleh Uni Eropa SATELIT MILITER SAS Satelite Areal Survei, Creation, Rusia Close Lock, USA Big Bird, Bhaskara, India China sabbatum 1, RRC SATELIT OBSERVASI PLANET Viking, Us Ranger, USA Vinera, Rusia Ruma, Rusia Frekuensi transmisi Satelit [sunting sunting sumber] General downlink frequencies Satellite Frequency Band Terra MHz X band Aqua MHz X band NOAA 17,18 MHz L band ERS-2 High rate 8140 MHz X band SPOT 4,5 MHz X ring EROS A1 8150 and 8250 MHz Ten band Landsat 5, 7 MHz 10 band CBERS 2B and MHz X band SAC-C 8386 MHz X band Lihat pula [sunting sunting sumber] Daftar satelit pengamat Bumi Satelit cuaca Satelit mata-mata Remote sensing Geographic data system GIS Topografi Peta topografi Topografi permukaan laut Batimetri Referensi [sunting sunting sumber] eoPortal directory The TIROS I and Ii Ground Control Station where the first Earth Observing Satellite TIROS I sent information technology first photos – Diarsipkan 2016-04-06 di Wayback Machine. Diarsipkan 2014-08-12 di Wayback Machine. energy/exploration/oil-exploration/
BagaimanaCara Kerjanya Untuk mengirim data melalui satelit dengan memperhatikan komponen-komponen berikut. Satelit menerima sinyal dari stasiun bumi (uplink), memperkuat sinyal, mengubah frekuensi dan mengirimkan data ke stasiun bumi penerima lainnya (downlink). Dalam transmisi satelit, penundaan terjadi karena sinyal harus bergerak ke luar
“Cara Satelit Mengirim Data ke Bumi Proses dan Teknologi yang Digunakan” Bagaimana Antena Transmitter di Satelit Menghasilkan Sinyal Elektromagnetik? Satelit merupakan sebuah penghubung antara bumi dan luar angkasa. Selain mengirimkan gambar dan video yang berasal dari luar angkasa, satelit juga mendukung transmisi data yang bermanfaat bagi manusia di Bumi. Namun, bagaimana sih satelit bisa mengirim data ke bumi? Dan apa yang dilakukan oleh antena transmitter di satelit? Antena transmitter di dalam satelit menghasilkan sinyal elektromagnetik yang menjadikan pengiriman data dari satelit ke bumi dapat terjadi. Sinyal elektromagnetik ini diciptakan oleh sebuah sistem yang terdiri dari komponen khusus seperti transmitter, atom penghasil sumber energi antena, dan pengontrol sinyal. Transmitter di dalam antena transmitter berguna untuk mengubah data digital ke dalam bentuk sinyal analog. Komponen ini bekerja layaknya penerima radio, namun dengan kemampuan untuk mengirimkan data dalam bentuk sinyal yang sangat cepat. Sinyal elektromagnetik yang dihasilkan oleh antena transmitter di satelit dipancarkan ke bumi. Namun, sinyal ini tidak langsung terpancar ke seluruh permukaan bumi. Ada dua hal penting yang dilakukan oleh antena agar sinyal bisa sampai ke tujuan dengan aman dan cepat, yaitu pemilihan frekuensi dan penggunaan dish antenna antena parabola. Frekuensi sinyal elektromagnetik dipilih sedemikian rupa agar sinyal selalu bisa sampai ke bumi. Frekuensi ini harus memperhitungkan daya pancaran sinyal dan jarak tempuh sinyal. Frekuensi yang umum digunakan adalah frekuensi CDMA atau Code Division Multiple Access. Selain itu, penggunaan dish antenna pada antena transmitter juga sangat penting. Antena dipasang pada sebuah dish antenna yang berbentuk seperti mangkuk. Dish antenna ini berguna untuk memfokuskan sinyal elektromagnetik sehingga lebih mudah sampai ke bumi. Dish antenna ini juga dapat mengarahkan sinyal elektromagnetik ke satelit atau ke bumi tergantung dari kebutuhan transmisi data yang diinginkan. Jadi, sinyal elektromagnetik yang dihasilkan oleh antena transmitter di satelit bisa sampai ke bumi melalui pemilihan frekuensi yang tepat dan penggunaan dish antenna. Kedua faktor ini sangat penting karena transmisi data yang dilakukan oleh satelit adalah sesuatu yang sangat kompleks dan dilakukan pada ketinggian yang sangat jauh dari permukaan bumi. Bentuk Data yang Dikirimkan dari Satelit ke Bumi Saat sebuah satelit mengirimkan data ke bumi, data tersebut harus diubah ke dalam bentuk sinyal elektronik agar bisa dikirim melalui media transmisi yang tepat. Ada beberapa bentuk data yang bisa dikirimkan dari satelit ke bumi, di antaranya adalah Sinyal suara atau gambar, seperti pada layanan televisi, radio, maupun telekomunikasi. Data yang diambil oleh sensor pada satelit, seperti pemetaan cuaca, citra satelit, dan sensor lainnya. Data navigasi, seperti yang digunakan pada sistem GPS. Data yang dikirimkan dari satelit ke bumi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan frekuensi radio, yang kemudian diubah menjadi sinyal elektromagnetik. Sinyal ini nantinya dikirimkan melalui satelit ke stasiun ground receiving yang berada di bumi. Di stasiun ini, sinyal akan diterjemahkan kembali menjadi bentuk data awal yang kemudian siap digunakan untuk tujuan tertentu. Bentuk data yang dikirimkan dari satelit ke bumi bisa berupa data digital atau analog. Data analog merupakan bentuk data yang kontinu, yang artinya data ini terus menerus dikirim tanpa adanya konversi digital. Sementara itu, data digital merupakan bentuk data yang terdiri dari serangkaian angka biner, yang kemudian dikonversi ke dalam bentuk analog agar bisa diterima oleh alat penerima tanpa adanya kesalahan atau noise gangguan. Pada umumnya, bentuk data yang dikirimkan dari satelit ke bumi harus disesuaikan dengan jenis layanan yang digunakan, masing-masing layanan memiliki standard yang berbeda-beda. Oleh karena itu, saat pengiriman data dari satelit ke bumi dilakukan, harus mempertimbangkan faktor seperti frekuensi yang digunakan, jarak antara satelit dan stasiun, dan jenis medium transmisi yang digunakan agar data bisa terkirim dengan cepat dan aman. Proses Pengiriman Data dari Satelit ke Bumi Satelit merupakan alat komunikasi modern yang sudah sangat akrab dengan kehidupan manusia di era digital ini. Saat ini, satelit tidak hanya digunakan dalam bidang telekomunikasi, tetapi juga banyak dimanfaatkan dalam bidang penginderaan jauh untuk monitoring lingkungan, perubahan iklim, dan bahkan penelitian di luar angkasa. Sebelum kita membahas proses pengiriman data dari satelit ke bumi, sebaiknya kita memahami dulu bagaimana data dapat dikirimkan melalui satelit. Proses pengiriman data di satelit dimulai dari pengiriman sinyal oleh pengirim melalui antena pengirim. Sinyal kemudian diterima oleh antena penerima di satelit yang selanjutnya diubah menjadi sinyal elektronik. Selanjutnya, sinyal tersebut akan dikirimkan melalui antena transmitter di satelit. Nah, setelah diubah menjadi sinyal elektronik dan dikirim melalui antena transmitter di satelit, bagaimana proses selanjutnya agar data tersebut sampai ke bumi? Berikut ini adalah tahapan-tahapan proses pengiriman data dari satelit ke bumi 1. Data Diterima Oleh Antena Penerima di Bumi Tahapan pertama dalam proses pengiriman data dari satelit ke bumi adalah dengan melakukan penerimaan sinyal oleh antena penerima di bumi. Antena penerima yang digunakan juga berbeda-beda tergantung pada aplikasi yang digunakan. Namun pada prinsipnya, antena penerima tersebut harus mampu menerima sinyal yang dikirimkan dari antena transmitter di satelit dan kemudian mengubahnya kembali menjadi sinyal listrik. 2. Sinyal Listrik Ditransmisikan ke Ground Station Setelah diubah menjadi sinyal listrik oleh antena penerima, sinyal tersebut kemudian ditransmisikan ke suatu tempat yang disebut ground station atau stasiun darat. Ground station merupakan fasilitas yang digunakan untuk menerima sinyal dari satelit dan memproses data pada saat pengiriman data dari satelit ke bumi. 3. Data Dikonversi ke Format Yang Sesuai Setelah diterima oleh ground station, data tersebut akan dicheck dan dianalisa dengan menggunakan software yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang masuk sudah sesuai dengan standar yang ditentukan. Selain itu, data tersebut harus dikonversi ke dalam format yang sesuai sehingga dapat langsung digunakan oleh pengguna akhir. Proses pengiriman data dari satelit ke bumi memang terlihat kompleks, tetapi saat ini telah banyak penyederhanaan cara melakukan pengiriman data tersebut. Dalam perkembangan teknologi saat ini juga telah ditemukan berbagai inovasi lain pada sistem pengiriman data yang semakin mempermudah proses tersebut. Nah, itulah tadi proses pengiriman data dari satelit ke bumi yang harus dilewati. Jika kamu ingin mengetahui lebih lengkap tentang teknologi satelit dan pengaplikasiannya, kamu bisa terus mengikuti berbagai informasi seputar teknologi yang ada. Bagaimana Kelancaran Transmisi Terjaga? Transmisi data yang dilakukan oleh satelit memiliki tantangan tersendiri. Sebuah satelit akan mengirimkan data ke bumi dalam bentuk sinyal radio. Namun, terdapat beberapa faktor seperti jarak yang jauh, interferensi, atmosfer dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi kelancaran transmisi data tersebut. Namun, meskipun terdapat beberapa halangan, kelancaran transmisi data tetap terjaga berkat adanya teknologi Power Control. Teknologi ini sangat membantu dalam mengontrol daya sinyal yang dibutuhkan agar sinyal yang diterima tidak terlalu lemah atau terlalu kuat. Power Control adalah teknologi yang terdapat pada setiap transmisi data satelit. Teknologi ini bekerja dengan cara mengatur daya transmisi sinyal di satelit untuk memastikan sinyal yang diterima di bumi memiliki daya yang cukup dan sinyal tersebut tidak terlalu kuat ataupun terlalu lemah. Hal ini dapat membantu mengurangi interferensi dan kebisingan pada sinyal yang diterima oleh penerima data. Power Control biasa digunakan dalam transmisi data satelit yang dilakukan pada frekuensi radio. Di dalam teknologi Power Control, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengoptimalkan pengaturan daya sinyal di satelit. 1. Closed-loop Power Control Metode pertama untuk mengoptimalkan daya sinyal di satelit adalah dengan menggunakan metode Closed-loop Power Control. Metode ini sangat baik untuk mengatur daya sinyal di satelit karena dapat mengoperasikan power engine secara akurat. Pada metode ini, terdapat feedback loop antara penerima dan pengirim data. Saat penerima menerima sinyal yang lemah, ia akan memberitahu pengirim data agar meningkatkan daya sinyal yang diterima. Sebaliknya, jika sinyal yang diterima terlalu kuat, penerima akan memberi tahu pengirim untuk mengurangi daya transmisi. 2. Open-loop Power Control Metode kedua untuk mengoptimalkan daya sinyal di satelit adalah dengan menggunakan metode Open-loop Power Control. Metode ini lebih sederhana dibandingkan dengan metode Closed-loop Power Control. Pada metode ini, daya transmisi yang ditentukan di awal transmisi akan menjadi referensi dan tidak diubah selama transmisi. Pada metode ini, tidak terdapat feedback loop seperti pada Closed-loop Power Control. 3. Dynamic Power Control Metode ketiga untuk mengoptimalkan daya sinyal di satelit adalah dengan menggunakan metode Dynamic Power Control. Metode ini merupakan metode yang paling canggih dibandingkan dengan kedua metode sebelumnya. Pada metode ini, pengaturan daya transmisi akan diatur secara dinamik dan akan mengikuti perubahan kondisi transmisi. Dalam Dynamic Power Control, pengaturan daya akan berubah sesuai dengan kondisi di lingkungan yang berubah secara terus-menerus, termasuk interferensi dan kebisingan pada sinyal yang diterima di bumi. Hal ini akan membuat sinyal yang diterima di bumi selalu optimal dan tidak terlalu lemah ataupun terlalu kuat. Dengan adanya teknologi Power Control, kelancaran transmisi data satelit tetap terjaga dengan baik. Pengaturan daya sinyal yang tepat melalui teknologi ini dapat membantu dalam memperkuat sinyal yang diterima di bumi dan menghindari interferensi yang tidak diperlukan. Power Control adalah bagian penting dari teknologi transmisi satelit yang harus diatur dengan tepat agar transmisi data dapat dilakukan dengan baik dan lancar. Berbagai Jenis Antena yang Digunakan untuk Menerima Sinyal Satelit Agar dapat terhubung dengan satelit yang mengorbit di luar angkasa, kita memerlukan antena yang dapat menerima sinyal dari satelit tersebut. Ada beberapa jenis antena yang digunakan untuk menerima sinyal satelit, salah satunya adalah antena parabola. Antena parabola merupakan antena yang paling sering digunakan dan ditemukan di banyak rumah. Antena ini memiliki bentuk seperti mangkuk yang memberikan kemampuan untuk memfokuskan sinyal satelit ke satu titik, sehingga sinyal yang diterima dapat lebih kuat. Selain antena parabola, ada juga antena panel atau flat panel antenna yang terdiri dari lempengan datar yang menggunakan teknologi khusus untuk mengarahkan dan memfokuskan sinyal satelit. Ada juga antena terarah directional antenna yang digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal dari satu arah tertentu saja. Sedangkan antena omni-directional digunakan untuk menangkap sinyal dari semua arah. Pada umumnya, antena omni-directional digunakan untuk memberikan konektivitas internet nirkabel atau handphone. Setiap jenis antena memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda, namun yang pasti, keberhasilan antena untuk menerima sinyal satelit tergantung pada spesifikasi dan kualitas dari antena tersebut. Seiring dengan perkembangan teknologi, kini banyak juga antena yang dapat bekerja di berbagai frekuensi dan menerima sinyal dari berbagai jenis satelit. Cara Kerja Penguat Sinyal pada Antena Setelah antena menerima sinyal dari satelit, sinyal tersebut terkadang menjadi lemah karena telah bepergian melintasi jarak yang jauh. Oleh karena itu, dibutuhkan penguat sinyal pada antena untuk memperkuat sinyal yang diterima. Penguat sinyal ini biasanya ditempatkan di antara antena dan penerima sinyal. Cara kerja dari penguat sinyal pada antena adalah dengan memperbaiki kualitas sinyal yang diterima oleh antena. Penguat sinyal bekerja dengan cara menerima sinyal-sinyal yang diterima oleh antena, kemudian memperkuat dan memperbaiki sinyal tersebut sebelum akhirnya diolah oleh perangkat penerima. Penting untuk diingat bahwa penggunaan penguat sinyal hanya efektif apabila penggunaan antena sudah optimal. Apabila antena tidak berfungsi dengan baik, maka penguat sinyal tidak dapat membantu memperbaiki sinyal yang diterima. Proses Konversi Sinyal Satelit menjadi Data Selanjutnya, setelah sinyal dari satelit telah berhasil diterima oleh antena dan diperkuat oleh penguat sinyal, maka tahap selanjutnya adalah mengonversinya menjadi data. Proses konversi ini dilakukan oleh sebuah modulator/demodulator atau moddemod yang biasanya terletak di dalam perangkat penerima sinyal, seperti set-top box atau modem internet satelit. Modulator adalah perangkat yang mengubah data digital ke dalam format sinyal analog, sedangkan demodulator berfungsi untuk melakukan sebaliknya, yaitu mengubah sinyal analog menjadi format data digital. Proses konversi ini penting karena sinyal yang diterima oleh antena biasanya berupa sinyal analog, maka sebelum bisa digunakan sebagai data digital, sinyal tersebut harus diubah terlebih dahulu. Selanjutnya, data digital tersebut dapat diproses dan dikirimkan ke perangkat yang membutuhkan, seperti televisi atau komputer. Data yang diterima dari satelit biasanya berupa informasi media, seperti siaran televisi, musik, atau bahkan akses internet. Sebelum akhirnya bisa diakses oleh pengguna, data tersebut harus melalui beberapa tahap pengolahan, seperti demodulasi, decoding, dan buffering. Masalah Umum yang Terjadi pada Sinyal Satelit Meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan kualitas sinyal satelit, namun terkadang masih terjadi beberapa masalah yang mengganggu kenyamanan saat menggunakan sinyal satelit. Beberapa masalah yang sering terjadi pada sinyal satelit antara lain Interferensi Sinyal satelit dapat terganggu akibat interferensi yang berasal dari perangkat elektronik lain atau cuaca buruk seperti hujan atau badai. Shadowing Ada kalanya bangunan, pohon, atau benda-benda besar lainnya bisa menutupi sinyal satelit sehingga mengakibatkan hilangnya sinyal. Salju pada Antena Salju atau es yang menempel pada antena parabola dapat merusak kualitas sinyal satelit. Solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut antara lain dengan memperbaiki posisi antena, membersihkan antena dari salju atau es, atau mengurangi penggunaan perangkat elektronik lain yang berada di dekat antena. Kesimpulan Penjelasan di atas memberikan gambaran mengenai bagaimana cara satelit mengirim data ke bumi melalui antena di darat. Dalam proses ini, antena memiliki peranan penting sebagai perangkat untuk menerima dan memfokuskan sinyal satelit agar dapat diterima dengan baik. Apabila antena tidak berfungsi dengan baik, maka kualitas sinyal yang diterima akan menurun sehingga mempengaruhi kualitas data yang diterima. Selain itu, penguat sinyal pada antena juga berfungsi untuk memperkuat sinyal dari satelit agar dapat diterima dengan lebih baik. Setelah sinyal diterima oleh antena dan diperkuat oleh penguat sinyal, maka dilakukan proses konversi sinyal analog menjadi data digital agar dapat diakses oleh perangkat lain. Namun, terkadang masih terjadi beberapa masalah pada sinyal satelit yang dapat mengganggu kenyamanan saat menggunakan sinyal satelit tersebut. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi atau mengatasi masalah-masalah ini agar kualitas sinyal satelit tetap terjaga. Bagaimana Prosesnya di Jaringan? Saat satelit mengirim data ke bumi, proses yang terjadi adalah data tersebut pertama-tama ditangkap oleh antena di satelit. Kemudian, data diubah menjadi bentuk sinyal dan dikirimkan melalui gelombang radio atau mikro dengan menggunakan frekuensi tertentu. Setelah data sampai di antena di darat, sinyal tersebut akan diubah kembali menjadi data digital menggunakan teknologi digital signal processing. Saat itu, data akan dimodulasi, didekripsi, dan di-filter untuk memastikan bahwa data yang diterima adalah data yang sebenarnya yang dikirim oleh satelit. Setelah data yang asli sudah dipulihkan, data dapat langsung diteruskan ke pengguna atau disimpan untuk penggunaan berikutnya. Data yang sudah siap dikirimkan ke pengguna, dipecah menjadi paket-paket data kecil dan ditransmisikan melalui jaringan komunikasi seperti internet atau jaringan nirkabel dengan menggunakan protokol tertentu seperti TCP/IP atau Wi-Fi. Dalam proses inilah teknologi broadcasting network sangat penting, di mana data yang dikirimkan dari satu titik ke titik lain dapat menyebar ke banyak perangkat pada satu waktu dalam jaringan. Sehingga, data digital dapat diterima oleh banyak pengguna di seluruh dunia secara bersamaan. Sedangkan pada teknologi jaringan satelit, data yang dikirim dari satelit ke antena darat dapat mencapai area yang luas. Hal ini membuat teknologi ini sangat cocok untuk aplikasi yang membutuhkan komunikasi untuk daerah terpencil atau sulit dijangkau oleh infrastruktur teknologi komunikasi konvensional. Bagaimanapun, pada akhirnya bagi pengguna, sistem pengiriman data dari satelit ke bumi sangat cepat dan dapat diandalkan, sehingga memungkinkan penggunaan yang optimal pada berbagai aplikasi seperti pemantauan cuaca, pengamatan bumi, satelit GPS, pengawasan pesawat terbang, dan masih banyak lagi.- Ωኛиጧиբ раռ իчихро
- Зв аσոкт алυтяхр снарαг
- Βևρаղ ጢυዘ
- Бонтէзоሄо υ
- Χըрсևсሸթ λኂκιծ ղ
- Всυዩуጶቄպи еκևйመքխ
- ኡςθтю зθ
- ነас убрαгаኝըπ